MAGNETIC RESONANCE IMAGING ( MRI )

Alat MRI (Magnetic Resonance Imaging)
merupakan cabang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan zat-zat
radioaktif, energi pancaran, diagnosis, dan pengobatan penyakit dengan
menggunakan radiasi pengion (sinar-X) maupun bukan pengion (ultrasound).
Wilhelm Conrad Roentgen menemukan radiasi sinar-X pada tanggal 8
November 1895 di Wuerzburg University. Awalnya segala sesuatu yang
berkenaan dengan radiologi dianggap mengarah ke rontgen (pemeriksaan),
tetapi kini radiologi tak hanya sebatas itu. Radiologi juga menyentuh
level pencitraan (imaging) baik dengan zat radioaktif maupun dengan
energi pancaran.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah
suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi, yang
menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia.
Gambaran tersebut didapat dengan menggunakan medan magnet berkekuatan
antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dengan resonansi getaran
terhadap inti atom hidrogen. MRI dibagi menjadi 2 yaitu radiologi
diagnostik dan radiologi terapik.
Beberapa faktor kelebihannya adalah
kemampuan dalam membuat potongan koronal, sagital, aksial, dan oblik
tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai
untuk diagnostik jaringan lunak.
Teknik penggambaran MRI relatif
komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak
parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas gambar MRI
dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang
kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi
secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan
kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus
memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI,
antara lain:
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik.b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya.
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya.
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
MRI bila ditinjau dari tipenya, terdiri dari:
1. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas.
2. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Bila ditinjau dari kekuatan magnetnya, terdiri dari:
1. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T.
2. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – 1 T.
3. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Prinsip Dasar MRI
Struktur
atom hidrogen dalam tubuh manusia saat di luar medan magnet mempunyai
arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat
diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah
medan magnet. Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar
dengan arah medan magnet. Saat diberikan frekuensi radio, maka atom H
akan mengabsorpsi energi dari frekuensi radio tersebut. Akibatnya dengan
bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan
besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi
radio frekuensi yang diberikan. Sewaktu radio frekuensi dihentikan, atom
H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet. Pada saat kembali
inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi
yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan
diperkuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra
berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
Tata Laksana dan Langkah Pemeriksaan
- Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dan sebagainya yang bersifat feromagnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan memakai baju pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti: jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi palsu, dan lainnya.
- Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, klip anurisma serebral, dan lain-lain.
- Transfer pasien menuju ruang MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan harus diperhatikan karena penggunaan mesin roda akan membahayakan dikarenakan medan magnet MRI selalu menyala. Cara antisipasi adalah menggunakan meja MRI yang mobile.
- Kenyamanan pasien perlu diperhatikan karena dapat merancukan pemeriksaan.
- Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien seperti nama, usia, dan lain-lain.
- Pemilihan coil yang tepat.
- Memilih parameter yang tepat.
- Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya: pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung.
- Kesalahan disebabkan pergerakan fisiologis yang tidak periodic, seperti menelan, pernafasan yang tidak stabil, berkedip, dan lain lain.
- Adanya pengaruh gaya magnet dari luar.
- Penempatan central magnet yang tidak tepat
Beberapa kelebihan dan kekurangan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan, antara lain:
- MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak, seperti: otak, sumsum tulang, serta muskuloskeletal.
- Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
- Mampu melakukan pemeriksaan fungsional, seperti: pemeriksaan difusi, perfusi, dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
- Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
- MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Setiap teknik radiologi memiliki
keunggulan dan kelemahan. Meskipun telah tampak gejala dengan jelas dari
suatu penyakit, tetapi selama diagnosis belum ditegakkan maka radiologi
belum boleh diberikan. Misalkan, terjadi sakit kepala akibat kelainan
di otak. Jika penyebab sakit kepala tersebut adalah abnormalitas
intrakranial maka CT Scan lebih baik dari MRI. Jika Sakit kepala
tersebut ternyata terjadi akibat perdarahan subaraknoid maka MRI lebih
baik dari pada CT Scan.
Link: http://www.edikusmiadi.com/2012/05/magnetic-resonance-imaging-mri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar